Aku mencintai kopi bukan karena aku mencintaimu. Jauh sebelum aku mengenalmu, lebih dulu aku berteman dengannya ketika malam selalu mempertahankan dingin. Selalu ada rahasia menguap bersama kopi panas yang masih mengepul. Dan, suatu hal yang aneh dalam pemaknaan cinta bersama kopi. Selalu berubah seiring perubahan musim. Secara sederhana, sungguh beda saat aku menikmati kopi bersama kekasih pertamaku, kekasih kedua, ketiga, dan denganmu kekasih yang kuharap menjadi orang terakhir dalam perjalanan menikmati kopi. Mungkin bagimu lucu jika aku menyandingkan kecintaanku pada kopi dengan cinta terhadap lawan jenisku. Tapi, jika bisa merasakannya seperti ada perjalanan spiritual di setiap bibirku menyucup pucuk cangkir dan mulai meneguknya. Bahkan ini lebih indah dibandingkan ketika sepasang kekasih saling menyucup bibir satu sama lain seperti yang selalu ada dalam adegan drama, walaupun sebenarnya aku tak pernah sekalipun melakukan adegan itu bersama kekasihku yang dulu maupun yang sekarang, denganmu. Hal yang aneh lagi, terkadang para kekasihku melupakanku saat mereka di temani secangkir kopi. Begitu juga aku, dengan mudahnya aku berpikir tidak sedang menjalin hubungan dengan siapapun saat aku sendirian hanya ada secangkir kopi di hadapanku.
Kopi memiliki cerita sendiri, dan dia yang mempertemukanku dengan para kekasihku. suatu hari nanti akan kuceritakan bagaimana secangkir kopi bisa mengantarkan kisah dengan para kekasih.
Kopi memiliki cerita sendiri, dan dia yang mempertemukanku dengan para kekasihku. suatu hari nanti akan kuceritakan bagaimana secangkir kopi bisa mengantarkan kisah dengan para kekasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar