
Dan, ada orang lain lagi yang memanggil jiwaku untuk bangun
dari lamunku yang tak tahu harus apa. Seorang teman dari pulau seberang,
padang. Kami mulai mengukir mimpi untuk segera menginjakkan kaki di negeri
kimchi, Korea. Ya, kuperkenalkan Uni onya. Mungkin bagi sebagian orang, mimpi
itu mustahil. Tapi bagi kami, mimpi itu sebuah keajaiban. Mau tahu bagaimana
ajaibnya? Oke, dengarkan ini. Di bulan Desember ini, salju turun di sana dan
kami bisa merasakan tetesannya di pipi dari sini, Indonesia. Dengan memejamkan
mata, kami berguling2 dia atas pasir putih yang tak akan pernah ditemui di
negeri kami, salju. Kami saling lempar bongkahan salju itu, dan mengukir nama
sekedar tuk abadikan moment bahwa dua gadis penggila seoul pernah sampai di
sana. Ya, ini masih di mimpi. tapi kau tahu? Sebentar lagi mimpi ini bakal
nyata.
Tuhan memang begitu baik hati, yang selalu mengijinkan
manusia untuk bermimpi apa pun, sampai yang kadang unpredictable sekalipun.
Tapi kau tahu, dunia jadi berwarna dan bercahaya dengan mimpi-mimpi. Seperti
tawa bocah-bocah kecil yang tulus dan polos. Di setiap jeda tawa mereka, ada
mimpi, harapan dan cita. Dan mereka,
dengan tatapan mata yang berkilauan selalu ingin bergegas menggapai. Anak kecil
tak pernah bisa berjalan, mereka selalu berlari dan melompat. Lalu, ketika
bermimpi, kembalilah ke masa itu. Menjadi anak kecil dan segera berlari. Selamat
bermimpi, semoga Tuhan memeluk dan memberi jalan untuk mimpi-mimpi kita.
umaayyy, ak yakin kita akn meraba dinding museum 4 dimensi itu, dan sakura berjatuhan ke pipi kita, ya! musim semi korea menunggu kita.. amien Allahuma amien..
BalasHapuskamu sudah mbaaa.. tapi suatu hari nanti ganti aku yang ke sana yaaa
BalasHapus